a.burastabs, a.burastabs:link, a.burastabs:visited {display:block; width:102px; height:30px; background:#444444; border:1px solid #ebebeb; margin-top:2px; text-align:center; text-decoration:none; font-family:arial, sans-serif; font-size:12px; font-weight:bold;color:#FFFFFF; line-height:25px; overflow:hidden; float:left;} a.burastabs:hover {color:#FFFFFF; background:#666666;} #burasbar {width:auto; margin:0 auto;}
CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Tuesday, June 11, 2013

PEMBAHASAN PRAKTIKUM MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT

PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk menghitung jumlah eritrosit dalam 1ml darah. Eritrosit adalah sel darah merah. Eritrosit berfungsi untuk mengikat O2 dan diedarkan ke seluruh tubuh. Eritrosit berbentuk bundar, pipih dan bikonkaf dengan diameter 7,5 mikron dan tebal 2mikron.
Pada praktikum ini digunakan EDTA sebagai anti koagulan dan larutan hayem yang berfungsi sebagai pemecah leukosit.
Anti koagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan. EDTA adalah salah satu jenis anti koagulan yang sering digunakan. EDTA umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium). EDTA mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung trombosit dan retikulosit. Penggunaan EDTA harus tepat, bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair.
Seperti yang kita ketahui darah adalah salah satu cairan tubuh yang terdiri dari cairan plasma dan sel. Sel yang terkandung dalam darah yaitu Eritrosit, Leukosit dan Trombosit. Trombosit berperan dalam pembekuan darah.


Fungsi dari larutan EDTA dalam praktikum ini adalah sebagai anti koagulan atau anti pembekuan darah, dimana EDTA akan mengikat ion-ion kalsium dalam darah sehingga pembekuan darah akan terhambat.
          Larutan Hayem adalah larutan isotonis yang dipergunakan sebagai pengencer darah dalam penghitungan sel darah merah. Apabila sampel darah dicampur dengan larutan Hayem maka sel darah putih akan hancur, sehingga yang tinggal hanya sel darah merah saja. Larutan Hayem terdiri dari 5gr Na-sulfat, 1 gr NaCl, 0,5gr HgCl2 dan 100 ml aquadest.
          Dalam praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah mengambil darah probandus dan ditempatkan dalam tabung reaksi yang sebelumnya telah dicuci dengan EDTA supaya darah tidak menggumpal, kemudian darah diambil dengan pipet mikro hingga 0,5 dan diambil larutan hayem hingga angka 101 dengan pipet yang sama. Setelah itu pipet digoyang-goyang agar darah dan larutan hayem homogen. Larutan hayem berfungsi untuk memecah leukosit dan trombosit tetapi tidak memecah eritrosit, sehingga pada saat campuran darah dan larutan hayem diteteskan pada bilik hitung dan diletakkan di bawah mikroskop sel darah yang terlihat di mkikroskop adalah hanya eritrosit saja. Sebelum campuran darah dan larutan hayem diteteskan di bilik hitung, campuran darah dan larutan hayem terlebih dahulu dibuang 1-2 tetes, tujuannya adalah untuk membuang larutan hayem yang tidak tercampur dengan darah sehingga nantinya campuran darah dan larutan hayem yang diteteskan dibilik hitung adalah campuran yang benar-benar homogen. Bilik hitung yang sudah ditetesi oleh campuran kemudian ditutup dengan cover glass dan diamati di bawah mikroskop. Eritrosit yang dihitung adalah eritrosit yang terletak pada 100 bilik kecil di tengah bilik hitung. Perhitungan harus dilakukan dengan cepat sebelum eritrosit rusak dan menggumpal. Perhitungan dilakukan 2x dengan orang yang berbeda untuk memperkecil kesalahan.
          Setelah dihitung, eritosit probandus berjumlah 7.900.000 dimana seharusnya jumlah eritrosit normal untuk laki-laki adalah 5.000.000 sehingga probandus didiagnosa menderita polisitemia.
          Polisitemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit lebih besar dari jumlah eritrosit normal pada umumnya hal ini dapat disebabkan oleh Penyakit Paru Obstruktif aktif (PPOK), penyakit ginjal dan sindroma cushing. Polisitemia sekunder juga dapat disebabkan oleh peningkatan eritropoietin (EPO) baik dalam respon terhadap hipoksia kronis (kadar oksigen rendah) atau dari tumor mensekresi eritropoietin, perilaku, gaya hidup seperti merokok, tinggal di tempat yang tinggi, penyakit paru-paru parah dan penyakit jantung.
Kelainan eritrosit yang lain adalah oligositemia. Oligositemia merupakan suatu kelainan dimana jumlah eritrosit seseorang lebih rendah dari jumlah eritrosit seharusnya. Hal ini dapat disebabkan karena Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C,  unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, obat anti artritis, dll). Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12. Penyakit radang kronis seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.


1 comment :