PEMBAHASAN
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui kadar asam amino dalam gelatin yang dipecah oleh
enzim papain dengan titrasi formol. Titrasi formol merupakan suatu metode yang
digunakan untuk mengetahui kadar protein dalam suatu bahan. Titrasi formol hanya
tepat digunakan untuk menentukan suatu proses terjadinya pemecahan protein dan kurang
tepat untuk penentuan jenis protein.
Dalam praktikum
ini digunakan gelatin sebagai sumber asam amino dan enzim papain yang merupakan
enzim proteolitik. Enzim proteolitik atau disebut juga protease merupakan
kelompok enzim yang menguraikan protein menjadi molekul yang lebih kecil. Setiap
tipe enzim protease memiliki kemampuan berbeda dalam menghidrolisis ikatan peptide,
dengan kata lain sifat kerja enzim adalah spesifik sehingga dalam praktikum ini
digunakan enzim papain yang dapat memecah kandungan protein yang terdapat dalam
gelatin. Gelatin mengandung 9 asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh.
Pada praktikum
ini hal pertama yang dilakukan adalah membuat larutan gelatin 5%. Larutan gelatin
5% dibuat dengan cara melarutkan 5gr gelatin kedalam 100ml air hangat. Gelatin mudah
larut dalam air hangat dan jika dilarutkan dalam air dingin gelatin akan
menggumpal. Kedalam larutan gelatin ini kemudian ditambahkan 3 tetes
phenolptalein dan NaOH 0,1N tetes demi tetes menggunakan pipet hingga muncul
warna merah muda setelah itu ditambahkan HCl 0,1N tetes demi tetes hingga warna
merah muda hilang. Setelah itu campuran tersebut dimasukkan ke dalam incubator dengan
suhu 38oC selama 15 menit. Penambahan NaOH dan HCl bertujuan untuk
menetralkan campuran.
Setelah
itu dibuat larutan papain 25ml dan ditambahkan indicator phenolptalein, setelah
itu ditambahkan NaOH 0,1N tetes demi tetes hingga muncul warna merah muda
kemudian ditambahkan HCl 0,1N hingga warna merah muda hilang. Perubahan warna
yang terjadi disebabkan karena adanya indicator phenolptalein, dimana
phenolptalein akan berwarna merah muda ketika suasana basa dan menjadi tidak
berwarna ketika suasana asam.
Setelah
campuran gelatin diinkubasi selama 15 menit kemudian ditambahkan campuran
papain yang sudah dibuat tadi kedalamnya dengan tujuan untuk menghidrolisis
protein yang terkandung dalam gelatin menjadi asam amino sehingga asam amino yang
terdapat dalam gelatin tersebut dapat diketahui kadarnya.
Dalam interval
waktu yang telah ditentukan yaitu 0, 15, 30, 60, 90 dan 120 menit dilakukan
sampling dengan cara mengambil 10 ml campuran, kemudian dididihkan untuk merusak
enzim sehingga proses hidrolisis protein yang terdapat dalam gelatin terhenti setelah
itu didinginkan dan ditambah dengan 15 ml formalin netral dan 3 tetes indicator
phenolptalein kemudian segera dititrasi dengan NaOH 0,02M. Penambahan formalin
berfungsi untuk membentuk dimethilol. Dengan
terbentuknya dimethilol ini, berarti gugus asam amino sudah terikat dan tidak
akan mempengaruhi reaksi antara asam (gugus karboksil) dengan basa NaOH
sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Titrasi berakhir
dengan titik akhir warna merah muda.
Setiap
setelah dilakukan sampling campuran harus dimasukkan kembali kedalam incubator agar
proses hidrolisis tetap berlangsung. Setiap sampling dilakukan duplo agar kesimpulan
yang didapatkan mendekati akurat, seharusnya setiap sampling dilakukan lebih
dari 2x, namun karena keterbatasan waktu maka pada percobaan ini setiap
sampling haynya dilakukan 2x.
Secara
teori semakin lama interval waktu maka kadar asam amino akan semakin besar, hal
ini disebabkan karena semakin lama waktu yang diberikan maka waktu yang
dimiliki enzim papain untuk memecah protein menjadi asam amino semakin lama
sehingga kadar asam amino semakin banyak. Namun, pada praktikum ini kadar asam
amino pada menit 15 turun dari kadar asam amino pada menit sebelumnya hal ini
dapat disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya ketelitian
dalam melakukan percobaan dan kurangnya ketelitian dalam memipet sampel.
saya mau tanya
ReplyDeletediinkubasinya suhu berapa ya?
terus pakai alat apa?
terima kasih
Suhu 37° pakai alat inkubator @aqusluqman
ReplyDelete