a.burastabs, a.burastabs:link, a.burastabs:visited {display:block; width:102px; height:30px; background:#444444; border:1px solid #ebebeb; margin-top:2px; text-align:center; text-decoration:none; font-family:arial, sans-serif; font-size:12px; font-weight:bold;color:#FFFFFF; line-height:25px; overflow:hidden; float:left;} a.burastabs:hover {color:#FFFFFF; background:#666666;} #burasbar {width:auto; margin:0 auto;}
CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Wednesday, June 5, 2013

PEMBAHASAN PRAKTIKUM KOEFISIEN PARTISI

PEMBAHASAN
         
Tujuan Praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH terhadap koefisien partisi obat yang bersifat asam lemah dalam campuran pelarut kloroform-air. Koefiisien partisi merupakan rasio konsentrasi dari suatu senyawa dalam dua tahap dari dua campuran yang tidak saling larut dalam pelarut pada kesetimbangan. Koefisien partisi merupakan factor utama yang mempengaruhi absorbs suatu obat dalam tubuh. Hal ini disebabkan karenakomponen dinding usus sebagian besar terdiri dari lipid. Obat yang larut dalam lipid akan lebih mudah untuk diabsorbsi sedangkan obat yang mudah larut dalam air akan cenderung sukar untuk diabsorbsi. Obat yang mudah larut dalam lipid akan memiliki koefisien partisi yang besar dan sebaliknya.
          Seperti yang kita ketahui koefisien partisi lipid-air adalah perbandingan kadar obat dalam fase lipid dan fase air setelah dicapai kesetimbangan. Pada praktikum ini untuk fase lipid digunakan kloroform sedangkan untuk fase air digunakan larutan dapar salisilat dengan pH 3, 4 dan 5.
          Larutan dapar merupakan suatu larutan yang dibuat dari pencampuran antara asam lemah dengan basa kuat atau asam kuat dengan basa lemah.fungsi larutan dapar itu sendiri adalah untuk mempertahankan pH terhadap penambahan sedikit asam, sedikit basa maupun pengenceran. Dapar salisilat dibuat dengan cara menambahkan NaOH padalarutan asam salisilat hingga pH yang dikehendaki. Dalam praktikum ini penggunaan dapar salisilat berfungsi untuk menjaga pH agar tidak terjadi penurunan yang signifikan yang dikhawatirkan akan merusak data. Pada praktikum ini digunakan larutan dapar salisilat dengan pH 3, 4 dan 5 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pH terhadap koefisien partisi suatu obat, pada pH mana nilai Koefisien partisi obat tersebut besar, sehingga obat mudah larutdalam lipid dan mudah untuk di absorbsi.
          Larutan dapar pH 3, 4 dan 5 masing-masing dipipet 25ml kemudian dicampur dengan 10ml kloroform dan diinkubasi pada suhu 37oC, tujuannya adalah untuk mengkondisikan percobaan ini sesuai dengan suhu tubuh normal, dimana suhu tubuh normal adalah 36-37oC. Tiap 15 menit diambil masing-masing 1ml campuran larutan dapar pH 3, 4 dan 5 dengan kloroform kemudian diencerkan 10x. tujuan dari dilakukannya sampling tiap 15 menit ini adalah untuk memberiwaktu salisilat terdistribusi dalam kloroform. Kadar salisilat dikatakan mencapai kesetimbangan apabila tidak ada perbedaan yang signifikan antara konsentrasi salisilat pada menit sebelumnya dengan menit berikutnya.
          Koefisien partisi ada 2 macam yaitu TPC (True Partition Coefficient) dan APC (Apparent Partition Coefficient). Untuk TPC ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1.     Antara kedua pelarut benar-benar tidak larut
2.    Bahan obatnya tidak mengalami asosiasi atau disosiasi
3.    Kadar obatnya relative kecil < 0,01 M
4.    Kelarutan solute pada masing-masing solvent kecil
Semua persyaratan tersebut harus dipenuhi, jika tidak maka obat akan mengikuti koefisien partisi semu (APC). Dalam praktikum ini salisilat mengikuti APC karena kadar salisilat hanya 0,01 M, selain itu kebanyakan obat dalam praktikum ini salisilat memiliki kondisi non ideal sehingga hasilnya adalah koefisien partisisemu (APC)
          Semakin besar pH maka koefisien partisi semakin kecil. Hal ini disebabkan karena salisilat bersifat asam sehingga salisilat akan mudah larut dalam pH asam, sedangkan semakin tinggi pH maka suasana semakin basa dan menyebabkan salisilat semakin sukar larut sehingga koefisien partisinya kecil.
          Larutan yang sudah diencerkan kemudian dipipet 2ml dan ditambahkan dengan FeCl3 sebanyak 2ml. reaksi antara ion Fe3+ dan hidroksi pada salisilat akan membentuk kompleks warna ungu sehingga nantinya absorbansi dapat terbaca dengan spektrofotonmeter UV.


No comments :

Post a Comment