PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk menetapkan kadar suatu obat dalam larutan tak berwarna yang diubah
menjadi larutan berwarna dengan cara kompleksasi menggunakan alat spectrometer
pada panjang gelombang daerah tampak (visible).
Spektrofotometri adalah
pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom
dari suatu zat kimia. Spektrofometri terdiri dari banyak macam, salah satunya
adalah spektrofometri visible.
Pada spektrofotometri ini yang
digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak
(visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat
ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380
sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu
putih, merah, biru, hijau, apapun, selama ia dapat dilihat oleh mata,
maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang
umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampuTungsten. Pada pembacaan absorbansi dengan
spektrofotometer visible diperlukan larutan blanko yang berfungsi untuk meng 0
kan spektrofotometer. Larutan blanko merupakan larutan
tidak berisi analit yang beperan sebagai larutan pembanding dalam analisa
fotometri.
Sampel yang dapat dianalisa
dengan metode ini hanya sample yang memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan
tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk
sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan
menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent
yang digunakan harus betul-betul speesifik hanya bereaksi dengan analat yang
akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus
benar-benar stabil.
Kadar obat yang akan ditetapkan
pada praktikum ini adalah asam salisilat. Asam salisilat merupakan serbuk
hablur ringan tidak berwarna atau berwarna putih. Agar dapat dianalisa dengan
spektrofotometer visible maka larutan asam salisilat harus dibuat berwarna
terlebih dahulu menggunakan reagent FeCl3.
Asam salisilat akan membentuk
kompleks warna ungu dengan penambahan FeCl3. Hal ini terjadi karena
atom O yang ada pada gugus OH dalam asam salisilat akan menyerang atom Fe
dengan melepaskan atom H nya untuk membentuk ikatan O-FeCl3 yang
berwarna ungu.
Cara kerja yang dilakukan pada
praktikum ini meliputi pembuatan larutan stok asam salisilat dengan konsentrasi
1000ppm, penentuan lamda max, penentuan operating time, pembuatan kuva baku dan
perhitungan kadar asam salisilat dalam sample.
Pembuatan larutan stok bertujuan
untuk menghindari penimbangan atau penaksiran berulang. Larutan stok dibuat
dengan melarutkan 25mg asam salisilat pada campuran etanol dan air (1:9)
sebanyak 25ml. etanol berfungsi untuk memudahkan proses pelarutan asam
salisilat.
Penentuan lamda max dilakukan
untuk mendspat serapan yang maksimum dengan mengukur absorbansi larutan asam
salisilat pada rentang panjang gelombang di daerah visible. Saat penentuan
lamda maksimal perlu diperhatikan hal-hal berikut : gugus kromofor, pelarut, gugus
substituent pada kromofor dan geometri kromofor. Setelah diukur diperoleh lamda
maksimal larutan asam salisilat yang diuji yaitu 462nm.
Penentuan operating time
dilakukan untuk menentukan waktu sempurnanya reaksi yang ditunjukkan dengan
tidak adanya lagi penurunan absorbansi. Setelah dilakukan penentuan operating
time, diperoleh hasil bahwa operating time larutan asam salisilat yang kami uji
adalah 5 menit.
Pembuatan kurva baku bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya
sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. Kurva baku dibuat dengan deret
konsentrasi 50ppm, 60ppm, 70ppm, 80ppm dan 90ppm.
Hal terakhir yang dilakukan pada
praktikum ini adalah pengukuran kadar asam salisilat pada sample. Penentuan kadar sampel dilakukan
dengan metode regresi linier. Pengukuran kadar ini dilakukan dengan 3x
replikasi. Sampel pertama memiliki kadar 52.74ppm, sampel kedua memiliki kadar
55.98ppm dan sampel ketiga memiliki kadar 52.63ppm. Sehingga kadar rata-rata
sampel adalah 53,78ppm.