a.burastabs, a.burastabs:link, a.burastabs:visited {display:block; width:102px; height:30px; background:#444444; border:1px solid #ebebeb; margin-top:2px; text-align:center; text-decoration:none; font-family:arial, sans-serif; font-size:12px; font-weight:bold;color:#FFFFFF; line-height:25px; overflow:hidden; float:left;} a.burastabs:hover {color:#FFFFFF; background:#666666;} #burasbar {width:auto; margin:0 auto;}
CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Tuesday, November 12, 2013

PEMBAHASAN PRAKTIKUM SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL DENGAN PEREAKSI

PEMBAHASAN

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menetapkan kadar suatu obat dalam larutan tak berwarna yang diubah menjadi larutan berwarna dengan cara kompleksasi menggunakan alat spectrometer pada panjang gelombang daerah tampak (visible).
Spektrofotometri adalah pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Spektrofometri terdiri dari banyak macam, salah satunya adalah spektrofometri visible.
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun, selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampuTungsten. Pada pembacaan absorbansi dengan spektrofotometer visible diperlukan larutan blanko yang berfungsi untuk meng 0 kan spektrofotometer. Larutan blanko merupakan larutan tidak berisi analit yang beperan sebagai larutan pembanding dalam analisa fotometri.
Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul speesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.
Kadar obat yang akan ditetapkan pada praktikum ini adalah asam salisilat. Asam salisilat merupakan serbuk hablur ringan tidak berwarna atau berwarna putih. Agar dapat dianalisa dengan spektrofotometer visible maka larutan asam salisilat harus dibuat berwarna terlebih dahulu menggunakan reagent FeCl3.
Asam salisilat akan membentuk kompleks warna ungu dengan penambahan FeCl3. Hal ini terjadi karena atom O yang ada pada gugus OH dalam asam salisilat akan menyerang atom Fe dengan melepaskan atom H nya untuk membentuk ikatan O-FeCl3 yang berwarna ungu.
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini meliputi pembuatan larutan stok asam salisilat dengan konsentrasi 1000ppm, penentuan lamda max, penentuan operating time, pembuatan kuva baku dan perhitungan kadar asam salisilat dalam sample.
Pembuatan larutan stok bertujuan untuk menghindari penimbangan atau penaksiran berulang. Larutan stok dibuat dengan melarutkan 25mg asam salisilat pada campuran etanol dan air (1:9) sebanyak 25ml. etanol berfungsi untuk memudahkan proses pelarutan asam salisilat.
Penentuan lamda max dilakukan untuk mendspat serapan yang maksimum dengan mengukur absorbansi larutan asam salisilat pada rentang panjang gelombang di daerah visible. Saat penentuan lamda maksimal perlu diperhatikan hal-hal berikut : gugus kromofor, pelarut, gugus substituent pada kromofor dan geometri kromofor. Setelah diukur diperoleh lamda maksimal larutan asam salisilat yang diuji yaitu 462nm.
Penentuan operating time dilakukan untuk menentukan waktu sempurnanya reaksi yang ditunjukkan dengan tidak adanya lagi penurunan absorbansi. Setelah dilakukan penentuan operating time, diperoleh hasil bahwa operating time larutan asam salisilat yang kami uji adalah 5 menit.
Pembuatan kurva baku bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. Kurva baku dibuat dengan deret konsentrasi 50ppm, 60ppm, 70ppm, 80ppm dan 90ppm.

Hal terakhir yang dilakukan pada praktikum ini adalah pengukuran kadar asam salisilat pada sample. Penentuan kadar sampel dilakukan dengan metode regresi linier. Pengukuran kadar ini dilakukan dengan 3x replikasi. Sampel pertama memiliki kadar 52.74ppm, sampel kedua memiliki kadar 55.98ppm dan sampel ketiga memiliki kadar 52.63ppm. Sehingga kadar rata-rata sampel adalah 53,78ppm.

1 comment :

  1. BIG THANKS YA MBAAA....
    JADI ENAK BIKIN LAPORAN WKWKWKKW ��

    ReplyDelete